Cara Lain Makan Ketupat

Memang benar kata pepatah,

"tak ada rotan akar pun jadi".
Hal ini terbukti, ketika saya memakan ketupat H+1 Lebaran Idul Adha. Lho?! Apa kaitannya?! Ada koq, ada kaitannya. Kebiasaan keluarga saya ketika makan ketupat adalah harus "ditemani" dengan kuah sayur sebanyak-banyaknya. Sebenarnya selain kuah sayur juga bisa pakai kuah semur atau opor ayam. Namun untuk Lebaran kali ini, ibu saya hanya memasak sayur "godok", yaitu sayur dari labu siam yang dipotong memanjang ditambah daging sapi dengan kuahnya yang berwarna kuning kejinggaan (hehe..). Karena kebiasaan keluarga kami adalah memaksimalkan kuah (menyerempet dengan memaksimalkan laba menurut teori ekonomi,haha.. lebaaaiii), maka secara otomatis persediaan kuah sayurnya pun menurun, mendekati berbanding terbalik dengan persediaan labu siam dan dagingnya itu sendiri. Terlebih lagi ketika H+1 Lebaran Idul adha tersebut, dapat dipastikan kuah sayurnya menurun drastis.

Pada siang hari itu, setelah saya pulang kuliah dengan perut lapar, yang ada di pikiran saya hanya satu, yaitu bagaimana cara memanjakan perut saya ini alias memikirkan apa yang harus saya makan. Usut punya usut, ternyata di dapur masih tersedia beberapa ketupat. Namun punya namun, sayur "godok" sudah tidak ada lagi dipanci! Dengan rada mengomel Kakak saya berkata,
"Kan udah dibilangin, sayurnya udah mau habis, disuruh beli gado-gado di luar (sebagai teman si ketupat) eee malah ga beli!"
Berputar dengan keraslah otak saya, mencari-cari bahan makanan apa yang dapat digabungkan dengan ketupat untuk saya santap. Makanan berkuah -- mie kuah -- mie rebus ! Aha!! Tahap selanjutnya mengobrak-abrik lemari (agak berlebihan sebenarnya :D), mencari persediaan mie rebus, dan ditemukanlah setumpuk mie instan Indomie rasa ayam bawang. Cukup satu bungkus saja saya memasak mie instan tersebut, tak perlu lah banyak-banyak.

Setelah mie rebus itu tersedia, lalu dipotong-potong ketupatnya, timbul perasaan agak kurang yakin. Ya! Kurang yakin untuk memakannya! Enak ga ya??!! Aneh ga ya??!! Mau tak mau rasa lapar mengalahkan segalanya! Mulailah saya memasukan ketupat diiringi dengan kuah mie rebusnya ke dalam mulu saya dan ........ dan .......... dan ........ rasanya lumayan! Mendekati nikmat!!!

Jika dipikir-pikir, makanan yang saya makan itu, keduanya sama-sama mengandung karbohidrat tingkat tinggi. Mie instan versus ketupat. Dapat dibayangkan betapa kenyangnya saya bukan?? Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya (lebai mode on), saya mampu menemukan cara lain menyantap ketupat, yaitu menyantapnya dengan mie rebus instan. Boleh dicoba lho teman! Mungkin untuk Lebaran tahun depan (jika kita masih dipertemukan, amin) ketika persediaan sayur "godoknya" habis tentunya!

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Menu baru tuuhh,.. bikin hak patennya buruan biar nggak diaku ama orang lain,...he he heeee

Danisha Dalam Blog mengatakan...

haha,,
ya benar-benar!!
boleh juga sarannya,,hehe

Anonim mengatakan...

nggak pa2 yang penting kenyang.. perut lega dan terisi,, tinggal tidur deh..
resep menggemukan badan..

Admin P2 mengatakan...

ada menu baru lagi nih yang saiia dapet dari kluarga di jepang..
makan mie kuah pake es batu..hahaha..(mungkin karena waktu itu lagi musim panas jadi makanan'a serba dingin)..

Posting Komentar

Photobucket