Berkenalan Dengan Sushi Tei















Bismillahirrahmaanirrahiim..

Hati saya terpanggil untuk "menceracau" di blog ini. Tidak terlalu penting sebenarnya, hanya ingin bercerita. Ya, bercerita tentang pengalaman pertama saya bersantap sore di Sushi Tei. Saya sebelumnya hanya mendengar Sushi Tei dari teman-teman saya. Aaah, palingan makan sushi seperti biasa, tak ada istimewanya. Maklum, hanya beberapa kali makan sushi-sushian di sembarang tempat ("Jangan buang sampah di sembarang tempat?" haha) jadi kesimpulan saya tentang sushi pun masih asal-asalan.

Ayah saya lah yang mengajak kami untuk bersinggah (dan membuang duit,haha..) di restoran Sushi Tei yang berlokasi di Pondok Indah Mall II. Matahari tidak berada lagi tepat di atas ubun-ubun kepala (pukul 12 siang, waktunya memenuhi panggilan perut yang meraung-raung minta dimanja), namun sudah bergerak menuju ke arah barat (hadooh, kebanyakan memainkan kata-kata! Intinya waktu itu sekitar pukul 4 sore). Kami hendak memasuki restoran tersebut, apa daya sudah disambut oleh pelayannya, yang berkemeja putih bercelana hitam dengan tubuh langsing disertai senyuman yang pasti sudah dilatih berkali-kali di depan kaca (What the..??), tepat di depan pintu masuk dan mengatakan bahwa meja sudah terisi penuh lalu mempersilahkan kami untuk menunggu sebentar. Ya ampun, ternyata bukan keluarga saya saja yang kelaparan di waktu bukan makan siang ini. Memang inilah resiko restoran terkenal mungkin (terkenal? Sepertinya tidak juga, pasti si Djawa tidak mengetahui restoran ini! Huahaha..).

Meja (beserta tempat duduknya tentu saja) sudah kami dapatkan. Hal memesan makanannyalah yang sejujurnya agak merepotkan. Yaaa, orang seperti saya yang tinggal di pedalaman Depok ( tidak terlalu 'dalam' sebenarnya) dihadapkan pada berbagai bentuk sushi yang berwarna-warni, beragam bentuk dari yang digulung entah dengan apa namanya, hingga yang berupa seiris daging ikan mentah (itu termasuk sushi juga bukan ya?!), pastilah bingung! Namun saya berusaha sekuat tenaga hingga tetes darah, keringat, dan air mata terakhir! (lebai sangat memang) untuk tidak menunjukkan ke'kampungan' saya di depan orang-orang. Terpilihlah satu entah apa namanya menu tersebut, yang pasti menu itu terdiri dari 10 macam sushi yang entah apa namanya juga, dan yang saya hafal hanyalah harganya yang Rp. 60.000,- (huahaha..). Kakak sayalah yang dengan mantap memillih satu menu di antara sekian macam menu yang membingungkan tersebut. Kalau tidak salah Crispy Roll atau Roll Crispy (yaa, jadi bingung sendiri). Maklum, dia pernah makan 'model' beginian bersama pacarnya itu. Sedangkan ayah saya masih rada ragu-ragu untuk memilih, walau akhirnya dipilihlah juga daging ikan ..... yang dapat dipastikan mentah dan Yakiniku disertai nasi.

Hei! Saya baru teringat kalau saya tidak ahli dalam menggunakan sumpit! Untuk makan mie ayam di pinggiran jalan saja saya akan tetap meminta sendok dan menyerahkan kembali sumpit yang telah disodorkan terlebih dulu oleh abangnya, apalagi di tempat seperti ini yang sepertinya untuk meminta sendok akan memalukan (Hmm, pendapat yang terlalu subjektif sebenarnya, hehe). Nasi telah menjadi bubur dan berubah jadi ubur-ubur (lho??!!). Saya harus siap menghadapi makanan eh, tepatnya sushi-sushi tersebut! Berjuang!!!

Menyantap sushi pertama, nasi yang digulung dengan rumput laut yang telah diolah (akhirnya Kakak saya menjelaskannya) dengan isi ....... entahlah (huahahah..) Tapi benar! Serius! Saya tak tahu apa yang saya masukkan ke dalam mulut dengan susah payah (menggunakan sumpit), apa isinya, dan apa namanya. Yang saya tahu, rasanya .... lumayan. Selanjutnya berupa dua jenis daging ikan yang dibawahnya dilekatkan atau ditempeli sedikit nasi. Sekali lagi saya tidak tahu nama makanan tersebut! Namuuuun, saya M.E.N.C.I.N.T.A.I.N.Y.A !!! Ya, saya jatuh cinta pada makanan tersebut, apalagi jika ditambahkan kecap asin (atau kecap wijen saya lupa,hehe) rasanya akan lebih 'berasa'. Lagi-lagi nasi yang digulung dengan olahan rumput laut, namun kali ini saya sukses mengenali isinya, yaitu ikan tuna. Yummy! Senangnya bisa menikmati makanan dengan mengetahui apa isi makanan tersebut.

The last, the worst, but the best (lho??!!) is ...... saya tak tahu namanya, untuk ketiga kalinya. Yang dapat saya deskripsikan adalah nasi yang digulung dengan olahan rumput laut (aduuh, namanya apa siy? Kan repot jelasinnya!) dan di atasnya diberikan bola-bola kecil berisi cairan kuning dengan sedikit merah di dalamnya. Kakak saya menyebutkan sesuatu, tapi saya menghiraukannya. Saya masukkan seluruh nasi tersebut serta merta dengan bola-bola kecilnya ke dalam mulut saya dan ..... waktu serasa berhenti. Amis, sedikit mual, kedua mata ini merem melek, ingin memuntahkannya kembali namun tak mungkin (Hei, ingat, ini di mana??!!) lalu Kakak saya mengatakan (sekali lagi) " itu kan minyak ikan De". Oh yessss, saya mencoba mengunyah secepat mungkin namun tetap saja terasa bola-bola tersebut pecah dengan sempurna. Penderitaan itu berakhir hingga saya berhasil menelannya, mendorong ke kerongkongan. Awas saja, jika setelah saya memakan minyak ikan ini namun tidak kunjung pintar, saya tuntut ... ikannya !!!

Ternyata memanjakan perut dengan makanan seperti itu bagus juga. Setidaknya perut ini (beserta pemiliknya) tidak bosan merasakan makanan yang itu-itu saja. Untung saja saya sekeluarga bukan tipe orang yang lidahnya hanya terpaut oleh masakan khas Indonesia saja (maksudnya??!!), namun dengan ikhlas dan rela hati serta cekatan dalam beradaptasi dengan masakan-masakan dari barat maupun timur, tenggara, selatan, barat daya, barat laut, utara, timur laut (Huahhahha.. berlebihan memang)

5 komentar:

swhanez mengatakan...

dhan.. jangan2 itu yang pas magribnya kita ktemu di mushala pim2 bukan?? hihi gw bahkan blom prnh nyobain makan disana. prnh makan sushi bikinan tmen gw, tp gw ga doyan. mentah2 gmn gt.. jadilah gw ilfil dgn sushi. hehe

Danisha Dalam Blog mengatakan...

hehe,,
bener tuh Nes,,
itu pas kita ketemuan di musola..

haha..
bakat juga temen lo bisa buat sushi segala,,
gw aja bingung gimana cara buatnya..

Anonim mengatakan...

haha.haha.hahaha...
sushi....
(gw ndiri ja blom prnah sih makan sushi) (sebenernya enk gk c??)

emngnya minyak ikan tuh gk enk bgt y??^^

Anonim mengatakan...

Lisa mengatakan...

klarifikasi de..
yg waktu itu..
gw makan dimsum tau..
bukan sushi2an..

nanti ajak papa makan disitu lagi yuk..
skarang kan kita uda ngerti mu mesen makanan apaan disitu,,haha...

Danisha Dalam Blog mengatakan...

@ boot..
rasa minyak ikan??
lo udah pernah blom, minum vitamin minyak ikan??
rasanya kyak gitu dah,.
amis-amis gimaannnaaaa gitu,,
walau emmang menyehatkan.. :P

Posting Komentar

Photobucket